ABSTRACTKetahanan tanaman terhadap serangga hama berdasarkan karaktermorfologi bulu (trichom) pada daun merupakan salah satu cara potensialmengurangi penggunaan insektisida kimia dalam pengendalian hama.Serangga hama pengisap Bemisia tabaci pada tanaman kapas juga dapatdikendalikan dengan menggunakan varietas kapas resisten berdasarkankarakter morfologi bulu daun. Penelitian peranan kerapatan bulu daunpada tanaman kapas terhadap kolonisasi B. tabaci Gennadius dilakukan diKebun Percobaan Pasirian, Kabupaten Lumajang, dan di LaboratoriumEntomologi Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat Malang, mulaiApril hingga Juli 2005. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahuiperanan kerapatan bulu daun pada beberapa aksesi plasma nutfah kapasterhadap kolonisasi B. tabaci. Perlakuan terdiri atas 11 aksesi plasmanutfah kapas yang dipilih berdasarkan penilaian visual pada karakterkerapatan bulu daun yang mewakili kerapatan bulu rendah hingga tinggi,yaitu: (1) KK-3 (KI 638), (2) Kanesia 1 (KI 436), (3) A/35 Reba P 279 (KI257), (4) Acala 1517 (KI 174), (5) Asembagus 5/A/1 (KI 162), (6) 619-998xLGS-10-77-3-1 (KI 76), (7) DP Acala 90 (KI 23), (8) TAMCOT SP21 (KI 6)), (9) Kanesia 8 (KI 677), (10) CTX-8 (KI 494), dan (11) CTX-1(KI 487). Penelitian disusun dalam rancangan acak lengkap (RAL) dengan10 ulangan. Paramater yang diamati adalah jumlah bulu daun, telur dannimfa pada 1 cm2 luas daun, serta jumlah imago B. tabaci pada daunketiga dari atas tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerapatanbulu daun berkorelasi positif dengan kolonisasi B. tabaci (R=0,9701).Semakin tinggi kerapatan bulu daun, semakin meningkat kolonisasi B.tabaci. Kolonisasi B. tabaci lebih tinggi pada CTX-1, CTX-8, Kanesia 8,dan KK-3 (150-250 individu/cm 2 luas daun) karena tingkat kerapatan buludaun juga lebih tinggi (150-300 helai/cm 2 luas daun) dibanding TAMCOTSP 21, DP Acala 90, 619-998xLGS-10-77-3-1, Asembagus 5/A/1, Acala1517, A/35 Reba P 279, dan Kanesia 1 yang memiliki kerapatan bulu daun(0-100 helai/cm 2 luas daun) dan tingkat kolonisasi B. tabaci (<100individu/cm 2 luas daun) lebih rendah.Kata kunci : Kapas, Gossypium hirsutum, plasma nutfah, hama, Bemisiatabaci, trichom, kolonisasi, Jawa TimurABSTRACTRole of trichome density of cotton leaf to colonization ofBemisia tabaci GennadiusTrichome-based host plant resistance offers the potential to reducechemical insecticides used in insect pest control. Cotton whitefly, Bemisiatabaci can be controlled by using resistant variety based on trichomedensity as plant morphological characteristics. The study on the role oftrichome density of cotton accessions on the colonization of B. tabaci wascarried out at Pasirian Experimental Station at Lumajang, and atEntomology Laboratory of Indonesian Tobacco and Fiber Crops ResearchInstitute (IToFCRI ) in Malang from April to July 2005. Treatmentsincluded 11 cotton accessions, viz. (1) KK-3 (KI 638), (2) Kanesia 1 (KI436), (3) A/35 Reba P 279 (KI 257), (4) Acala 1517 (KI 174), (5)Asembagus 5/A/1 (KI 162), (6) 619-998xLGS-10-77-3-1 (KI 76), (7) DPAcala 90 (KI 23), (8) TAMCOT SP 21 (KI 6)), (9) Kanesia 8 (KI 677),(10) CTX-8 (KI 494), and (11) CTX-1 (KI 487). The experiment wasarranged in completely randomized design with ten replications.Parameters observed were trichome density, number of eggs and nymphson one cm2 of leaf and adult of B. tabaci on 3rd highest leaf of cottonplant. The result showed that trichome density was positively correlatedwith B. tabaci colonization (R=0,9701) in which higher trichome densityof cotton leaf has resulted in great colonization of B. tabaci. Bemisiatabaci colonisation was higher on CTX-1, CTX-8, Kanesia 8, and KK-3(150-250 individu/cm2 of leaf) due to dense trichome (150-300trichomes/cm2 leaf) as compared with other accessions, viz. TAMCOTSP 21, DP Acala 90, 619-998xLGS-10-77-3-1, Asembagus 5/A/1, Acala1517, A/35 Reba P 279, and Kanesia 1 which showed less density of leaftrichome (0-100 trichomes/cm2 of leaf) and B. tabaci colonization (< 100individu/cm2 of leaf).Key words : Cotton, Gossypium hirsutum, cotton accession, pest,Bemisia tabaci, trichome, colonization